
Serangan Gaza, Perang Kota Semakin Sengit
GAZA - Perang kota antara pasukan Israel dan pejuang Hamas kembali pecah di kota Gaza setelah Israel mengerahkan tentara cadangan. Perang kota itu terjadi setelah pada malam hari jet-jet tempur Israel menghancurkan 12 target di Gaza.
Pada agresi Israel di hari ke-17 kemarin tak tampak tanda-tanda Israel akan mengendurkan kekuatan di kota Gaza. "Unit-unit infanteri Israel baku tembak dengan pejuang Palestina di sepanjang Gaza, termasuk di Kota Jabaliya bagian utara dan Kota Khan Yunis bagian selatan," ujar beberapa tentara Israel dan saksi mata.
Dua roket dan dua bom mortir ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel untuk membalas serangan Zionis. "Tidak ada korban akibat serangan roket itu. Penghentian serangan selama tiga jam setiap hari akan dimulai pada Senin (12/1) pukul 10 pagi untuk mengizinkan warga Gaza pergi ke toko membeli makanan," ujar militer Israel.
Tanda-tanda akan terjadinya perang kota di Gaza kemarin telah tampak sejak Minggu (11/1), saat Israel mulai mengirimkan pasukan cadangan mereka ke Gaza. Media Israel memperkirakan pertempuran akan semakin sengit dengan pengerahan tentara tambahan itu. Pekan silam, Israel mengaku menyiapkan 9.000 tentara cadangan yang sewaktu-waktu dapat dikerahkan ke Gaza.
Belum ada informasi pasti tentang jumlah tentara cadangan yang dikerahkan Israel ke Gaza kemarin. Sementara itu, pesawat-pesawat tempur Israel terus membombardir koridor Philadelphia di sepanjang 15 km perbatasan Gaza dan Mesir. Wilayah itu, menurut Israel, sering digunakan sebagai bunker penyimpanan persenjataan pejuang Hamas.
Karena itu serangan udara Israel diarahkan ke sana untuk menghancurkan terowongan dan bunker bawah tanah itu. "Opsi fase (serangan) ketiga Israel termasuk untuk menguasai koridor dan kota tua Rafah serta wilayah di sekitarnya," ujar pejabat Israel yang menolak disebut namanya.
Menurut Israel, roket-roket yang digunakan Hamas untuk melawan Israel itu dikirim dari Mesir dengan kapal, lalu dibawa melalui darat melintasi semenanjung Sinai. Setelah itu roket dikirimkan ke Gaza melalui terowongan-terowongan rahasia yang jumlahnya mencapai ratusan lorong. Proses perdamaian antara Israel dan Hamas terus diupayakan Mesir dengan dukungan Barat.
Namun, delegasi Israel untuk perundingan damai, Amos Gilad, menunda rencana kunjungan ke Mesir untuk terlibat dalam pembicaraan itu. Radio Israel menduga langkah Gilad ini sebagai taktik menekan Hamas. Seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Olmert yakin dapat mencapai kesepakatan dengan Mesir, namun saat ini tidak ada keinginan untuk mengurangi tekanan pada Hamas.
(sindo//ton)
by:husein.bk@gmail.com
http://www.huseinbk.blogspot.com
No comments:
Post a Comment